Senin, 08 Juli 2013
Akankah BlackBerry beri kompensasi di Indonesia
Beberapa hari lalu, salah satu fitur andalan BlackBerry BlackBerry Messenger (BBM) tidak dapat digunakan dalam beberapa jam. Akankah pihak BlackBerry berikan kompensasi kepada pelanggannya di Indonesia, karena permasalahan ini hanya terjadi di Indonesia.
Minggu lalu, banyak pengguna BlackBerry yang mengeluhkan masalah pada salah satu fitur unggulan BlackBerry yaitu BBM. Fitur satu ini tidak dapat dioperasikan selama beberapa jam lamanya. Tentu saja, hal ini membuat kecewa banyak pelanggan dan awalnya mereka menyalahkan pihak operator bukan BlackBerry.
Uniknya ketika permasalahan tersebut muncul, pihak BlackBerry justru belum mengetahuinya dan mengira memang gangguan disebabkan oleh jaringan milik operator.
"Kami sudah menghubungi sejumlah operator seperti Telkomsel dan lainnya, sejauh ini kami duga gangguan ada pada jaringan operator," ujar Aeran Ismail, juru bicara BlackBerry Indonesia kepada merdeka.com, Rabu (03/07).
Tidak menunggu waktu yang lama, pihak BlackBerry akhirnya merilis informasi bahwa gangguan bukan terjadi pada jaringan operator namun pada sistem jaringan mereka sendiri. Oleh karenanya, dengan cepat mereka melakukan investigasi untuk mencari penyebab dan menyelesaikan masalah tersebut.
"Tim teknis kami sedang menyelidiki hal tersebut dan kami berjanji akan menyampaikan update informasi mengenai terganggunya jaringan BlackBerry tersebut kepada masyarakat," ujarnya.
Di tahun 2012 lalu, pernah terjadi permasalahan yang sama yaitu BBM ngadat dan berimbas ke hampir seluruh penggunanya di dunia, namun kali ini, permasalahan ini hanya terjadi di Indonesia saja.
Hal tersebut diungkapkan oleh Aeran sesaat setelah investigasi dilakukan. "Hasil sementara investigasi BlackBerry menyatakan gangguan hanya terjadi di Indonesia, bukan di seluruh Asia Pasifik," jelas Aeran.
Dikarenakan hal ini, pihak operator tidak dapat berbuat banyak karena selain tidak memiliki service level agreement (SLA) dengan pelanggan BB, jaringan yang putus pun biasanya berlokasi di luar negeri.
Tidak seperti smartphone lainnya, semua perangkat BlackBerry yang tersebar di seluruh dunia di luar seri 10 hanya memiliki satu internet protocol (IP) karena servernya terpusat di Kanada saja, sehingga apabila ada jaringan yang putus, maka layanan BlackBerry di luar Z10 dan Q10, di seluruh dunia juga ikut terganggu.
Terkait berulang kalinya terjadi permasalahan yang sama seperti ini, tidak hanya Menkominfo Tifatul Sembiring selaku perwakilan dari pemerintah, lembaga konsumen Indonesia, YLKI, juga mengatakan bahwa seharusnya BlackBerry memberikan ganti rugi kepada pelanggan atas gangguan yang terjadi.
Sayangnya, dalam hal ini pemerintah tidak dapat memberikan sanksi langsung ke BlackBerry karena masalah kewenangan. "Sebenarnya wewenang Kominfo kecuali yang terkait dengan pelanggaran undang-undang, tidak sampai ke sana. Jadi itu urusan 'B to B' antara operator telekomunikasi dengan Blackberry di Kanada," kata Tifatul, (03/07).
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, mengatakan ribuan konsumen atau pengguna BlackBerry di Indonesia dipastikan merugi dengan terganggunya jaringan ini.
"Jelas mengganggu dan merugikan karena kita sudah bayar layanan BlackBerry, tapi ternyata gangguan," ujarnya pada merdeka.com, (04/07).
Hal serupa juga dinyatakan oleh Sekjen Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG) Muhammad Jumadi menilai regulator seharusnya tegas terhadap BlackBerry yang berulangkali mengalami tumbang jaringan. "Pengguna seharusnya dapat ganti rugi, baik dalam bentuk penambahan kuota bandwidth atau bonus-bonus lainnya," katanya.
Karena masalah ini, Manajer PR BlackBerry Indonesia Yolanda Nainggolan menyatakan permintaan maaf kepada pelanggan atas gangguan yang terjadi pada pengguna produk BlackBerry di Indonesia.
"Kami minta maaf kepada pengguna BlackBerry berkomitmen untuk terus melakukan peningkatan di sistem kami dan kami akan bekerja sama dengan mitra operator kami untuk meminimalisasi terjadinya gangguan di kemudian hari.
Namun, sayangnya seperti halnya ketika Telkomsel dan Smartfren yang mengalami masalah jaringan beberapa bulan yang lalu, keduanya memberikan kompensasi terhadap pelanggan atas gangguan yang terjadi.
Pertanyaannya adalah apakah BlackBerry akan melakukan hal yang sama mengingat Indonesia adalah salah satu base pasar terbesar BlackBerry di seluruh dunia selain Nigeria dan India.
Apabila tidak, maka tidak menutup kemungkinan pasar BlackBerry di Indonesia akan tereduksi karena pasar Android dan iOS juga Windows Phone semakin lama semakin besar dan pengguna produknya akan beralih ke perangkat lain di kemudian hari.
sumber : http://www.merdeka.com/teknologi/akankah-blackberry-beri-kompensasi-pada-penggunanya-di-indonesia.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar